Feeds:
Posts
Comments

By Toni Bowers | October 9, 2012, 4:23 AM PDT

Last week I wrote a blog about how a tech can earn more money without becoming a manager. If, however, you still want to pursue the management track, please know that leadership is a skill in its own right. You may be a great tech, but that doesn’t mean you’ll be a great manager.

In that vein, here are some behaviors that I see most often in poor leaders:

#1 You don’t seek feedback, or if you do, it’s for the wrong reason.

I think everyone has had the experience of being asked for feedback, sometimes even in a formal program, and then have all that feedback subsequently ignored. Some managers like to say they welcome feedback just so they can look like the kind of person who, well, welcomes feedback. But, in reality, they have no intention of ever using it.

Don’t do that. Don’t ask for feedback unless you’re prepared to actually implement some of it. It’s a different story if all the feedback you receive sucks out loud and you can’t use it, but at least go in with the best intentions. There’s nothing worse for employee morale than to make them feel like they’re being condescended to.

#2 You never exhibit vulnerability.
You may be that person who knows everything about everything. If so, you should make plans to donate yourself to science, because that’s one heck of a claim.

Maybe you’re not perfect, but maybe you think you need to project that image to gain and retain the respect of your direct reports. Well, that’s just dumb, and here’s why: Your staff knows that you’re not supernatural, which is what you’d have to be to have all the answers all the time. By pretending like you do, you are only portraying yourself as someone who thinks he/she knows everything — in other words, a phony and/or an obnoxiously insecure person.

Also, acting like you know it all is bound to make your staff feel insecure. If you can’t admit to not knowing something, then they know that there will be quite a few times when you’re basically taking them down blind avenues.

Just remember: You hired your staff members for their expertise. Take advantage of that.

#3 You’re unavailable.
I had a boss once who boasted about his open door policy at every opportunity. The only problem was, the door might have been open but he was never in his office. That’s like saying someone can have the keys to your car any time but then hiding the car.

It is true that with a management role, there is a lot of liaising to do with upper management. You should never let that take over your availability for your team. I’m fairly sure upper management doesn’t need every second of your time.

If you’re chronically unavailable then it will be translated by your team that you just don’t care. And why should they care if you don’t?

Some managers get so involved in the day-to-day that they don’t even realize they’re committing one or more of these leadership sins. Make sure you’re not one of them.

Source: http://m.techrepublic.com/blog/career/the-three-most-damaging-management-behaviors-that-you-probably-dont-know-youre-doing/4640

Laut….

Waktu kecil, pertama kali mengenal laut adalah ketika upacara ngaben masal dan saat itu diceritakan bahwa proses “ngerarung” abu merupakan rangkaian upacara karena semua akan kembali ke laut dan roh akan menyatu dengan Sang Pencipta.

Laut… dari kecil ku hanya mampu memujinya dan terpukau akan keindahannya… menikmati setiap gambar, lukisan, dan kisah tentang laut… serta semua kehidupan yang ada di dalamnya.

Ku selalu merenung… kapan kah tiba masanya aku menyentuhnya dan menyapanya dengan sepenuh jiwa dan raga?

Ketika usia 39 thn, masa itu tiba dan ku pun menyapa laut dengan seluruh raga… ku dengar setiap gemericik, sentuhan dingin arusnya, dan keramahan mereka yang ada di dalam sana. Iya… mereka sangat murni….

Kekuatan laut sangat indah hingga membuat manusia hanya bisa berpasrah… polos… dan hanya bisa bercengkerama dengannya jika hati tenang dalam kebaikan.

Kemurnian laut memberikan kedamaian utk mampu memahami kehidupan dengan lebih baik… memahami panasnya kehidupan darat… kerasnya kehidupan gurun…dan membuat kita akan kembali ke laut tuk merasakan kemurniannya.

Laut… terima kasih sudah memulai kehidupan ini… terima kasih atas kemurniannya… terima kasih atas keramahannya… terimakasih utk semuanya… You make me live in presence 🙏

❤️putu❤️

Pagi-pagi subuh, sang Ibu nelp memberi kabar bahwa Bapak sudah meninggalkan kami… ku nangis, bli mangku menenangkan, trus aku grabak grubuk ke bandara tuk cari tiket. Bersyukur dapat tiket dan tibalah aku di samping Bapak at lunch time. Badannya kurus bersih, seperti orang habis berpuasa dan bertapa berhari-hari. Memang betul, sebelum pergi dia seperti fokus pada pengendalian jiwa & raga, makan sedikit.. hanya minum air putih dan susu segar… dan memfokuskan energinya untuk mengunjungi sanak saudara terdekat sambil jalan kaki.

Itu kisah 9 tahun silam… 23 Juni 2014 saat dia pergi….

Dari kecil, dia lah yang memancingku untuk memahami langit… angin… bulan… dan bintang. Tiap malam dia bercerita kisah meteor dan kapan meteor akan pecah… dan bagaimana remah2nya akan jatuh ke laut…. dia bercerita kisah langit – kita dan langit.

Pa, thank you so much 🙏😇

Journey Through The Universe

Dive note 📒👌😊

Suatu hari, saat latihan diving, pelatihku sepertinya rada pusing dengan perilakuku karena aku gak ngerti-ngerti maksud dia saat komunikasi dengan bahasa isyarat di bawah air. Terus terus dia mengeluarkan sesuatu… menulis sesuatu… dan menunjukan padaku…. Namun kembali, aku gak paham apa yang beliau maksud karena aku gak bisa lihat tulisannya…. mataku minus saudara…. 😭😭😭😭😁😄

Namun, disitu aku bengong dan mulai merasa terpikat oleh benda ditangannya itu… ya, aku terpikat oleh buku tulis karena terus terang aku baru ngeh bahwa buku tulis di bawah air ada beraneka jenis dengan aneka warnanya dan bisa dihapus juga. Wow…. hehehe 😆 #kudetAmat

Mulai sejak itu, aku sering searching di tokped aneka jenis buku tulis bawah air a.k.a dive note… pelan-pelan rada kaget karena harganya mahal 🤪😁😄 trus pelan-pelan merenungi sebab musabab kemahalannya…. menurutku salah satunya karena: buku ini memberikan added value khusus yaitu kenikmatan tulis menulis di dunia lain dhi bawah air 🤓😁 #pemikirankuDoang

Akhirnya, setelah 1.5 tahun bercengkerama dengan air dan biotanya… akhirnya tiba masanya aku “wajar” menjalankan hajatan yang menyenangkan dan menenangkan jiwa yaitu menulis…. menulis di bawah air tentunya… dengan catatan: skill lain sudah cukup responsive sehingga aku gak BABLAS asik nulis dan lupa bahwa sedang ada di dunia lain dhi laut or kolam. Ingat: monitor gas dengan rutin, rasakan arus, jangan sampai nabrak biota, buoyancy harus OK!!! 👌😁

Trus aku pun sudah membeli buku tulis ini… gak terlalu besar/kecil… ukurannya pas lah seperti diary anak SMP hehehe… trus harganya… waktu itu aku beli sekitar IDR 153 ribu. Trus trus kita akan sering-sering ngintip hasil tulis menulisku nanti ya…. mungkin kalau orang lain isinya seputeran obrolan antar diver atau hitung-hitungan terkait diving… namun diriku rasanya akan banyak terkait kisahku dengan para ikan dan koral 👌🙂🪸🐠

So, enjoy for myself… every step is a new experience… and it is worth to be embraced with full of joy ☺️

❤️putu🌹

Waktu berputar…. hari berganti… tahun demi tahun terlewati…. kisah tertuliskan… kisah terceritakan…. senyuman pun merekah memperindah kehidupan

Empat belas tahun silam…. ku lihat dirimu, ku sapa dirimu, ku dengar suaramu… ku rasakan senyum dan doamu… You’re light of my life….

Hari ini…. senyum itu tak lekang waktu… keindahan semakin indah… kebersamaan semakin mendamaikan… kebahagiaan semakin memberi ruang untuk berkreasi dan berbagi….

Uwie Danu…. happy birthday… matur suksma untuk kehidupan ini 🙏🌹🥰

Secara umum, masyarakat di bumi mengenal penanggalan masehi dan tahun barunya ditenggarai pada 1 Januari. Kali ini adalah 1 Januari 2023. Secara khusus, sebetulnya ada beberapa penanggalan yang dipergunakan seperti penanggalan saka, hijriah, dan penanggalan lainnya seperti di wilayah Tiongkok. Dengan demikian kita mengenal ada tahun baru lainnya seperti tahun baru imlek, tahun baru saka, tahun baru hijriah.

Perihal tahun baru masehi, secara umum masyarakat bumi merayakannya dengan libur dan pesta. Namun diriku, tidak pernah mengikuti cara-cara umum tsb. Ntah kenapa, ku pun suka bertanya2. Mungkin karena kebiasaan sejak lahir dimana keluarga kami lebih heboh merayakan tahun baru saka dibandingkan tahun baru lainnya. Kehebohannya pun dilaksanakan dengan cara diam… hening… kontemplasi… selama 24 s.d 30 jam.

Jadi, sudah kebiasaan akhirnya mungkin ya… esensi tahun baru, ntah penanggalan apa… diriku akan ended up pada keheningan dan kontemplasi. Tiap tahun demikian hingga buku diari akan dipenuhi memori kehidupan setahun dan resolusi untuk tahun berikutnya.

Di tahun 2023, ntah karena apa… ntah karena pergerakan roda kehidupan… ntah karena apapun… mungkin kali ini adalah resolusiku yang paling sederhana yaitu share my best untuk menunaikan komitmen yang sudah dibuat dan menjalani kehidupan dengan cara terbaik; apapun temanya selama itu relevan untuk dilaksanakan.

Volatilitas kehidupan membuat sangat sulit menyusun cita-cita yang sangat teknis… namun, hal ini malah memberi opportunity yang lebih luas…. opsi yang lebih banyak… as long as opsi tersebut relevan dalam mendukung the fundamental needs then it is very OK 😊👌; relevan terhadap dimensi kehidupan terkait.

Dengan demikian, life must go on… always share our best and gratitude in every step. Harenam Harenam Harenam 🙏😊

❤putu❤

Siang itu, 13 tahun silam… biji Tulasi menjadi saksi bisu kisah kami…. berkat biji Tulasi, kisah kami dimulai. Kisah masa lalu yang terulang di kehidupan kali ini. Kisah kami; ku dan bli mangku danu.

Laksana Tulasi, angin kehidupan membawa kami ke berbagai arah… biji2 asa dan rasa beterbangan ke dunia antah barantah… namun spt biji Tulasi, kisah kami terus bertumbuh… bertumbuh hanya di tempat suci dan penuh ketulusikhlasan. Kadang bertumbuh di tembok, kadang di sela batu, kadang di tanah gembur, kadang di tanah kering kerontang…. namun Tulasi mampu tumbuh subur, daun hijau ranum, bunga2 bermekaran, dan selalu mampu memberi manfaat kebaikan.

Kisah kami…. diriku dan wie danu…. tidak selalu indah, tidak selalu mudah, namun kami bersyukur mampu seperti biji Tulasi tersebut… bertumbuh bersama hingga saat ini.

Uwie Danu, matur suksma untuk semuanya…. ishouni gambarimasu 🤗❤🌹🌱

❤JD&PSA❤

Salah satu kisah yang kami gemari dari kecil hingga tua adalah kisah Donal Bebek dan keluarganya serta sahabat-sahabatnya.

Tetiba teringat kisah tsb yang ternyata sarat makna dan realistis. Sangat relevan hingga hari ini. Banyak nilai positif dan banyak hal yang bisa jadi pembelajaran.

Donal Bebek sendiri adalah sosok baik hati, sering kali teledor, sangat penyayang, dan sosok keponakan yang bisa dihandalkan. Paman Gober sangat menghargai setiap sen uangnya karena dia sadar bahwa setiap sen itu merupakan hasil kerja kerasnya. There is no free lunch… meski kepada keponakannya, Donal harus kerja keras untuk mendapatkan upah dari pamannya.

Para keponakan… anak-anak kecil yang menikmati dunia bermain, namun belajar mandiri karena tidak punya orang tua. Hidup dengan seorang paman yang baik hati namun keras… itu adalah media latihan bagi Kwik Kwek dan Kwak sehingga mampu jadi anak-anak yang mandiri.

Karena kebaikan Donal Bebek… diapun sangat dikasihi oleh pacarnya, yaitu Desi. Desi mencintai Donal dengan tulus… bukan melihat materi, namun dari personality.

Secara umum, banyak sekali makna dibalik lucunya kisah Donal Bebek… belum lagi pengetahuan yang disuguhkan tatkala Donal & keponakan menjelajahi bumi ini. Jadi, untuk anak-anak maupun orang dewasa, kisah Donal akan terus menginspirasi 😊👌

♡putu 🦆

Source: google image

Salah satu alat yang termasuk kategori basic dalam menyelam adalah masker yang menutupi mata dan hidung.

Masker menurutku sangat personal karena tergantung bentuk wajah, tulang pipi, dan lebarnya wajah. Juga, perlu dipertimbangkan bentuk lensa… khususnya jika ada gangguan mata minus. Lensa masker jenis tertentu dapat diganti dengan lensa minus sehingga kenyamanan menyaksikan keindahan bawah air menjadi maksimal.

Kalau diriku, saat ini pakai Tusa Ceos dengan warna biru dongker dan bentuk lensa seperti kaca mata sehingga dapat diganti dengan lensa minus. Aku memilih ini karena pas dengan bentuk wajah, warnanya cocok, bentuk lensa OK, serta harga yang masih dapat ditoleransi.

Hal yang menarik dalam masker selam adalah tersedia strap dengan aneka warna dan tulisan. Strap dibeli terpisah karena itu sudah masuk kategori aksesoris. Jadi, pengguna dapat menyesuaikan dengan kesenangan… bisa beli strap warna pink, putih, dan lain sebagainya.

Kalau aku nanya beberapa orang, alasan mereka pakai strap mostly karena gaya dan bagus difoto. Hmm… menurutku… opo iyo gara2 itu aja? Gak ada alasan yg lebih penting dan fungsional kah? 😁

Selanjutnya, tiba nih masanya aku tes masker replacement dengan satu tangan (masih sesi master rescue). Karena maskerku masih polos… tanpa strap… saat masker replacement aku merasa sulit banget, nyangkut2 di rambut, jadi gak smooth prosesnya; padahal di dunia rescue semua tindakan harus responsive. Kemudian ku renung-renung dan muncul pemikiran… jangan-jangan masker strap mampu memudahkan dan mempercepat proses masker replacement dengan satu tangan 🧐🤔

Ku pun ngobrol sama Akang Firman… menyampaikan perenungan… dan Kang Firman memvalidasi bahwa strap memang mampu mempermudah pemasangan masker. OK… jd strap punya fungsi yang lebih fundamental; gak hanya gaya2an aja 😁😁

Trus trus…. tiba2 pas istirahat diriku dapat kejutan… aku dikasi minta strap RAID sama Kang Firman. Asssikkkk…. nuhun akang 🙏👌😊

Latihan masker replacement tidak hanya dilakukan saat kita di air, namun juga bisa dilakukan di rumah. Ku pun berlatih sambil nonton TV. Masker replacement dengan strap betul-betul memudahkan diriku… so far in average aku butuh waktu 5 detik untuk replace dan memasang masker lagi dengan baik. Mungkin dengan latihan intensif, aku rasa bisa ke 3 detik ~ 1 detik replace, 1 detik pasang di wajah, 1 detik rapikan strap 👌

Dari hal-hal kecil seperti ini… semakin aku merasa pentingnya “alat yang tepat” guna meningkatkan efektifitas kehidupan di bawah air. Efektif dan efisien.

🦈putu🐠

Tusa Ceos & RAID strap – Navy Blue

Kemarin ku latihan praktek untuk ujian Master Rescue sertifikasi RAID. Sebelum latihan teknik, ada 9 bab yang perlu dibaca dan aku baru menunaikan 6 bab. Bab 1 dimulai dengan penajaman general konsep mengenai diving, kemudian di bab-bab berikutnya penajaman mengenai lingkungan, teori-teori fisika yang mendasari, selanjutnya ilmu biologi terkait struktur tubuh untuk memahami teknik menjaga kesehatan raga, dilanjutkan dengan penajaman teknik dalam menjaga kejiwaan atau level stress, hingga di bab 6 kita belajar teknik melakukan penyelamatan yang efisien. Kesimpulan dari 6 bab pertama menurutku adalah self-recue merupakan prioritas pertama, dengan demikian kita mampu berpikir & bertindak untuk menolong orang lain. Jika panik melihat situasi maka STOP, BREATHE, THINK, ACT.

Semakin dibaca, semakin menarik… semakin dibahas, semakin relevan. Then I just feel that diving is worth to be learned; by anyone.

Belajar rescue, awalnya aku mengira lebih dominan ke teknik dan fisik. Ku pun sempat deg degan… dag dig duer…. hehehe… tapi setelah membaca 6 bab, ku mulai berkreasi dalam benak. Setelah diskusi membahas materi bersama Kang Firman selama 1 jam, semangatku makin terlihat.

Jadi, belajar rescue itu in general sama seperti aku memahami risiko perbankan. Kenali, pahami, mitigasi, dan belajar menangani jika kejadian. Kemampuan mengenali risiko is fundamental, kelihaian dalam mitigasi merupakan strategic tools, jikalaupun beneran kejadian maka kemampuan jiwa raga perlu dipersiapkan untuk menangani situasi dengan baik.

Again, this is about strategy.

Setelah dijelaskan fundamental concept of rescue oleh Akang Firman sambil trial di kolam, ku pun makin relaks dan percaya diri… serta makin nyaman kolaborasi dengan air. Hatur nuhun Akang 🙏😊

Dalam berkehidupan, apapun itu… kegiatan kategori ekstrem atau tidak, semua mengandung risiko yang wajib dipahami. Sesuatu yang terlihat fun, tidak selamanya risk-free. Sesuatu yang terlihat berat, tidak selamanya berbahaya jika kita paham protokol dan mitigasi situasi.

Dalam dunia menyelam, setelah aku menekuni selama 10 bulan…. yang pasti aku belajar banyak hal baru, namun juga banyak konsep di selam yang mampu memperkaya pemahaman atas knowledge yang sudah aku miliki dalam berkehidupan. Menarik ya… 😃🤓👌😊

Let’s see what gonna happen for the next 3 or 5 years…. tentu akan semakin banyak kisah menarik yang akan aku tuliskan – the under water world, plus the impact to the main land 🙂

🦈putu🐠

Understanding the curriculum for the day 😊

Alkisah aku bukan jagoan renang, juga lulus renang pas ujian untuk terhindar dari her saja. Namun, aku sering terpukau melihat orang yang jago bergiat di air. Ku ingin seperti mereka, tapi ketakutan mengalahkan niat.

Hingga tiba masanya aku bertemu Bli Mangku, dia yang hidupnya lebih banyak di Danau Batur… makin membuat keinginanku mengenal dunia air makin besar. Namun ku pun masih ada ketakutan…

Setelah ditilik-tilik dan kami diskusikan… ternyata ketakutanku berasal dari kekurangmampuan melakukan Water Trappen alias mengapung.

Ketika tiba masanya aku mempersiapkan diri mengambil sertifikasi Rescue-nya RAID, kemampuan melakukan water trappen yang cukup adalah dasar yang harus dipenuhi. Ku pun sempet dag dig duer…. diskusi sama Bli Mangku, jawabannya: harus bisa, harus dipelajari, rescue yourself first before other.

Tanya sang pelatih Akang Firman, jawabannya pun sama: wajib bisa karena kita perlu menyelamatkan diri dahulu sebelum menolong orang lain.

Selama dua hari aku rada panik dengan ketakutan diri sendiri yang mengiang2 di kepala. Hingga akhirnya Akang Firman mengajak diriku untuk ke kolam dan menyaksikan bagaimana para ahli melakukan water trappen.

Ku pun langsung jawab: siap 👌

Pas di kolam, kami ambil posisi di kedalaman 4 meter, aku pegangan di pinggir. Kemudian Akang Firman bertanya: apa yang membuat ketakutan muncul, sebutkan 2 hal?

Aku jawab: potensi tenggelam, potensi kaki terikat rumput laut kalau di laut, potensi fisik kram atau keleleahan.

Selanjutnya si Akang menjelaskan dengan santai ilmu fisika kesukaanku, yaitu tubuh manusia dipenuhi rongga dan ketika menarik nafas maka udara memenuhi rongga. Dengan demikian, tubuh secara ilmu fisika, selama kita bernafas maka TIDAK AKAN TENGGELAM. Diapun memberi contoh.

Ku pun menjadi tenang… ku coba, dan memang aku gak tenggelam 😁😁😁😁

Lanjut… Akang Firman ngasi contoh cara menggerakan tangan. Ku coba, dan otomatis badan terangkat ke atas sehingga kepala posisinya di atas air, trus aku bisa bernafas.

Beberapa kali aku coba, aku mulai menemukan logikanya… ternyata, dengan berbekal kemampuan meditasi, rileksasi, aku menjadi tenang selama berlatih. Terlebih, selama di kolam ada sang pelatih yang mengawal.

Pelan-pelan gerakan tangan dan kaki dikombinasikan, aku bertahan selama 1 menit… trus istirahat. Kemudian aku relaksasi lagi, coba lagi…rasakan sentuhan air di tangan, rasakan dorongannya…. ketika dorongan air berhenti maka gerakan tangan dan kaki lagi. Pelan namun berenergi… hingga akhirnya menemukan situasi yang menurutku mulai nyaman dan efektif serta tidak melelahkan, hingga aku kuat melakukan Water Trappen selama 3 menit untuk beberapa kali.

Dengan ditemani instruktur ahli, kenali diri dengan baik, relaksasi, pahami logika dari setiap teknik…. akhirnya aku bisa melakukan hal yang aku takutkan selama ini, yaitu water trappen 😊

Overall, kemarin di air selama 3 jam kami berlatih water trappen, menahan nafas untuk persiapan berenang di dalam air, mengasah logika atas setiap teknik… dan tanpa aku sadari, aku sudah melakukan terapi sendi di waktu yang bersamaan.

Sekarang sendiku jadi ringan dan rileks hehehe… lumayan menambah semangat untuk terus melatih fisik melakukan water trappen.

Hari kemarin merupakan pencapaian keren bagiku. Mungkin sederhana bagi kebanyakan orang, namun bagiku… aku keren 👌😁🤓 akhirnya aku berani dan aku bisa. Hatur nuhun Akang Firman. Matur suksma Uwie Danu.

🦈putu🐠

Kang Firman mengajak belajar logika, sebutkan 2 hal penyebab ketakutan.